Jumat, 17 September 2010

Antara Soekarno, Soeharto dan SBY

Stazone | Antara Soekarno, Soeharto dan SBY

Stazone

Soekarno, Presiden RI Pertama ini sungguh luar biasa karisma dan wibawanya. Tidak ada yang memungkiri kehebatannya dalam berorasi dan menggerakkan masyarakat. Dan terkait dengan Malaysia, sikapnya amat sangat tegas “GANYANG MALAYSIA!”.

Macan panggung ini saya akui berhasil membangkitkan harga diri bangsa Indonesia ke level puncaknya. Kita menjadi bangsa yang disegani sekalipun dengan segala keterbatasan armada perang dan kekuatan ekonomi waktu itu. Yang pasti, di zaman Soekarno tidak ada satu negara pun berani merendahkan Indonesia. Karena itulah, saya sangat mengidolakan "Pendekar" yang satu ini.

Soeharto, Presiden RI Kedua berperangi sebaliknya dari Soekarno. Dia tidak suka menunjukkan emosinya kepada publik dan lebih banyak tersenyum untuk rakyatnya. Walau begitu, dia dikenal sebagai pemimpin yang sangat efektif dan presisi. Semua pembantu/menterinya fasih sekali menerjemahkan kebijakannya sehingga tereksekusi dengan baik. Itu sebabnya Seoharto memiliki pemerintahan yang sangat kuat selama 32 tahun.

Terkait dengan Malaysia, Soeharto tetap menunjukkan jati dirinya sebagai pemimpin yang tidak banyak bicara tetapi kebijakannya tegas dan efektif. Pada eranya pula ekonomi Indonesia maju sehingga negeri ini sempat menjadi kiblat dan tempat berguru bagi Malaysia. Dengan kekuatan ekonomi dan efektivitas pemerintahan, serta ketokohannya yang disegani di level Asia, Indonesia juga tidak dipandang sebelah mata oleh Malaysia. Soeharto adalah pemimpin yang kuat dan tegas.

SBY, Presiden RI Keenam ini bukan presiden yang bisa disepelekan kinerjanya. Dia cukup ekspresif, cukup berani menumpahkan perasaan di muka publik, dan bagi orang-orang di sekelilingnya dinilai sebagai pemimpin yang tegas, konsisten, elegan, dan taat hukum. Di bawah pemerintahannya hingga periode kedua ini, Indonesia secara bertahap mulai bangkit dari keterpurukan. Fondasi ekonomi dan demokrasi mulai dikonsolidasikan, dan sesungguhnya ini merupakan bekal dan landasan yang sangat baik untuk memacu kemajuan Indonesia ke depan.

Namun sayang, di bawah kepemimpinan SBY Indonesia justru sangat sering dilecehkan oleh Malaysia. Peristiwa demi peristiwa terus membuat masyarakat gusar dan seperti hilang kesabaran. Dalam ukuran diplomatik, semua sikap dan tindakan pemerintahan SBY terkait dengan provokasi Malaysia jelas dianggap sangat memadai. Tetapi bagi masyarakat, sikap SBY dinilai tidak tegas dan mengecewakan. Tidak pernah ada satu gertakan pun yang membuat Malaysia jera. Demikian juga setiap langkah para pembantu presiden juga seperti tidak ada efek yang cukup untuk menjerakan Malaysia.

Dari pemaparan di atas jelas sekali bagi saya, siapa yang terhebat dan siapa yang bisa menjadi sosok ideal dalam membangkitkan kembali harga diri dan martabat bangsa ini. Secara kebetulan nilainya sesuai dengan urutan gambar di atas, Soekarno 9,5 Soeharto 9,0 SBY 7,0. Bagaimana Anda menilainya?

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP